Bong Chandra, Motivator Termuda Di Asia
SELAMAT DATANG DI STORY WANDA< > │ BERIKAN KOMENTARMU YA SOBAT

Kamis, 22 Desember 2011

Bong Chandra, Motivator Termuda Di Asia

Muda, berwajah tampan, dan miliarder. Itulah Bong Chandra (23 tahun).
Ia adalah salahs atu motivator termuda di Asia. Bong tiap Senin pagi sejak 11 Oktober lalu tampil dalam tayangan motivasi di salah satu stasiun televisi. Dan bukunya, Unlimited Wealth, sudah terjual lebih dari 10 ribu kopi.
Dalam seminar-seminar yang dibawakannya, Bong sering menyebutkan bahwa orang bisa memulai bisnis tanpa harus mengeluarkan uang. Contohnya adalah dirinya sendiri, yang sekarang menjalankan bisnis properti dan pencucian mobil. Kedua usaha ini berawal dari profesinya sebagai motivator, yang dijalankan sejak usia 20 tahun.
Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong harus bekerja keras.
Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong memilih membangun bisnis ketimbang bersenang-senang seperti remaja seusianya.
Kerja keras Bong dimulai sejak krisis ekonomi 1998. Bencana itu membuat bisnis ayahnya, Aditya, merosot drastis. Pabrik kuenya terancam gulung tikar bahkan sampai rumahpun nyaris dijual.
Bong, yang waktu itu masih berusia 11 tahun, terpukul atas terpuruknya ekonomi keluarga. Kebutuhan sekolah diusahakannya sendiri. Contohnya ia lebih memilih kertas bekas dan memfotokopi buku pelajaran milik temannya ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis juga dibuatnya sendiri.
“Saya menggunakan karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di pabrik ayahnya ke sekolah. Semula ia gengsi. Apalagi dia minder karena penyakit asma, yang membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap dicemooh oleh rekannya. Namun motivasi dia bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin giat mengembangkan usaha.
“Saya juga pernah menjual parfum dan VCD”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang temannya nekat berbelanja pakaian ke Bandung meski tak punya duit. Pagi hari mereka berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan membawa setumpuk baju yang siap dijual. Bong membuka lapaknya di Senayan dan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Ia juga menjual pakaian seragam kepada rekan dan adik kelasnya.
Bong Chandra sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong. “Seumuran kita harusnya bersenang-senang,” ujar Bong menirukan rekannya. Tapi ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai menasihati temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang. Bersama lima rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi. Awalnya, sasarannya adalah orang-orang terdekat. Kemudian ia mulai memotivasi para karyawan.
Selama dua tahun pertama, ia hanya memungut biaya operasional.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya. Keyakinan Bong yang kerap mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti ini benar. Ia mulai diajak sesama pembicara saat memberikan pelatihan di Real Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor pembangunan properti seluas 5,1 hektare di Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak kecewa. Ia justru diminta bergabung menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan dua temannya menjalankan perusahaan properti senilai Rp 180 miliar sejak Januari lalu.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan banyak tawaran mengajaknya berbisnis bersama. Selain properti, Bong mendirikan bisnis pencucian mobil. Usaha ini dibangun di Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia menjalankan tiga usaha dengan karyawan mencapai 100 orang.
Menjadi pembicara motivasi membuat Bong memutuskan berhenti kuliah di Jurusan Desain Grafis Universitas Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-satunya pilihan Bong adalah menjadi motivator yang sukses. Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu orang per tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha, hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup.
Figur Bong yang baik, kariernya menanjak, dan wajah tampannya kerap mengundang lawan jenis menggodanya. Namun hatinya sudah tertambat pada satu perempuan yang menemaninya membangun usaha dari awal hingga sekarang. Ia berjanji setia. “Kalau yang lain belum tentu mau sama saya ketika masih susah,” ujarnya tersenyum.

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkomentar

FOLOW SAHABAT