Hasilnya sungguh menakjubkan, hampir identik dengan karya klasik yang diciptakan oleh seniman Renaissance Italia yang lahir pada tahun 1475 dan meninggal pada 1564 itu. Askegaard mendedikasikan lebih dari 1.500 jam untuk proyek, yang ia disebut Cinta Sejati. Sifat pekerjaan yang berulang membuat pergelangan tangan kirinya dalam ‘penderitaan’ dan dia nyaris buta karena harus berulang kali fokus pada titik-titik.
Pieta (1498-1499) adalah patung Renaissance karya Michelangelo dan ditempatkan di Basilika Santo Petrus di Vatican City. Patung tersebut adalah karya pertama dari sejumlah karya dengan tema yang sama yang dibuat oleh seniman Italia itu. Kardinal Prancis Jean de Billheres, Dubes Prancis untuk Roma saat itu, telah memerintahkan pembuatan patung tersebut, untuk monumen pemakamannya. Menariknya, Pita adalah satu-satunya karya Michelangelo yang pernah ia tanda tangani sendiri.
Kepada MailOnline, seniman ini mengatakan bahwa sebagian besar karyanya dipengarui oleh Edward Gorey, Ansel Adams, arkeologi Mesir Kuno, Yunani Kuno dan Roma, namun ia memberikan perhatian lebih pada proyek yang satu ini.
Karya seniman wanita berusia 30 tahun, yang terdiri dari jutaan titik
“Proyek ini cukup menyita waktuku selama sembilan bulan terakhir, tapi aku benar-benar senang dengan hasil akhirnya. Orang sering bertanya kepadaku, berapa banyak titik-titik tersebut, dan aku tidak benar-benar tahu, Aku kira ada puluhan juta titik. Ketika membuat shading, dilakukan dengan memusatkan titik menjadi lebih rapat dan itu berarti membutuhkan lebih banyak titik. Pergelangan tanganku terasa seperti mau patah setelah menyelesaikannya, namun karya tersebut sudah selesai sekarang. Pekerjaan ini juga sangat melelahkan mata, karena Anda harus terus-menerus fokus pada titik-titik. Ini membuat Anda merasa seolah-olah akan buta. “
Skala ini menunjukkan betapa kecilnya titik-titik yang dibuat dengan ujung pena 0.05mm
Askegaard memulai proyek pada pertengahan Desember tahun lalu dan diperkirakan akan membutuhkan 800 jam untuk menyelesaikannya untuk disertakan pada kompetisi ArtPrize September lalu.
Pieta karya Michelangelo ini telah direplikasi di seluruh dunia sebagai sinonim perasaan dari kesedihan Maria atas kematian Yesus. Untuk menyelesaikan satu titik, Askegaard bertahan hidup dengan tidur malam selama empat jam dan bekerja dalam 12-jam shift. Dia menggunakan cetakan 12 inci sebagai panduan, yang kemudian dipisahkan menjadi beberapa bagian dan digunakan sebagai panduan. Totalnya ia menggunakan enam pena dengan tinta tahan air khusus yang sangat halus, mata pena berukuran 0.05mm untuk memungkinkan kejelasan. Pekerjaan yang menakjubkan ini akhirnya selesai pada 19 September – hanya satu hari sebelum batas waktu dari kompetisi.
sumber:http://www.dunia-unik.com/2011/10/lukisan-ini-nyaris-membutakan-mata.html
Luar biasa...Pekerjaan yang penuh dedikasi..
BalasHapusya mas,,patut di acungin 2 jempol tu..
BalasHapusmakasih nie uda mengunjungi..
hehe